Senin, 25 Maret 2019

MAKALAH TEKNIK SAMPLING SPESIMEN SWAB UNTUK PEMERIKSAAN DIFTERI

MAKALAH TEKNIK SAMPLING SPESIMEN SWAB UNTUK PEMERIKSAAN DIFTERI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
1. Pengertian Difteri
2. Faktor-Faktor Risiko Faktor resiko
3. Gejala Penyakit Difteri
4. Cara Penularan
5. Ciri-Ciri kuman
6. Cara Pengambilan Sampel Pasien Suspect Difteri
7. Teknik Pengambilan
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

A. LATAR BELAKANG 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), epidemi difteri tetap menjadi ancaman kesehatan di negara berkembang (Jayamaha, 2011). Epidemi ini terjadi pada segala tingkatan usia, tetapi lebih sering menyerang anak-anak yang belum di imunisasi. Pada iklim sedang, difteri lebih sering terjadi pada musim dingin. Pada tahun 2000, 30.000 kasus dan 3000 kematian yang disebabkan oleh difteri dilaporkan dari seluruh dunia (WHO, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH 

8. Pengertian Difteri
9. Faktor-Faktor Risiko Faktor resiko
10. Gejala Penyakit Difteri
11. Cara Penularan
12. Ciri-Ciri kuman
13. Cara Pengambilan Sampel Pasien Suspect Difteri
14. Teknik Pengambilan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Difteri
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.

2. Faktor-Faktor Risiko Faktor resiko
Seseorang lebih mudah terserang penyakit Difteri adalah antara lain faktor lingkungan yang penuh sesak, kebersihan yang buruk, gizi yang kurang dan kurangnya imunisasi.

3. Gejala Penyakit Difteri
  Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan pseudomembranpada amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf dan kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.Walau bakteri difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut.
Tanda-tanda dan gejala umum dari difteri adalahtenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu (pseudomembran), radang tenggorokan dan serak , pembengkakan kelenjar pada leher, masalah pernapasan dan saat menelan, cairan pada hidung, ngiler, demam dan menggigil, batuk yang keras, perasaan tidak nyaman, perubahan pada penglihatan, bicara yang melantur, tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat. Gejala lokal terjadi tonsil bengkak ditutupi membran semu (melekat erat kedasar, bila diangkat mudah berdarah) yang dapat meluas ke palatum mole, uvula, nasofaring, laring, trakea bronkusdapat menyebabkan sumbatan jalan nafas, pembengkakan kelenjar limfe dimana leher penderita menyerupai leher sapi (bull neck, burgemaester’s hals), akibat eksotoksin (diproduksi kuman) dapat menyebabkan miokarditis, kelumpuhan saraf kranial (kelumpuhan otot palatum, otot pernafasan), ginjal (albuminuria).

4. Cara Penularan 
Penyakit difteri ditularkan dari orang ke orang melalui pernafasan, terutama droplet tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin Difteri dapat menyebabkan infeksi nasopharynxsehingga terjadi kesulitan bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran pernapasan bagian atas, terutama bagian tonsil, nasofaring (antara hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin.

5. Ciri-ciri kuman 
Difteri : Kuman difteri berbtk batang plemorf, pewarnaan Gram positif (+); diameter 0,5 -1,0 ยต ; pada salah satu atau kedua ujungnya membengkok, terdpt butir-butirmetachromatik, sehingga tampak sepertihalter (jika diwarnai dengan pewarnaan granula = Niesser/Albert); tidak berspora, tidak tahan asam,tidak bergerak (non motil). Dinding selnya mengandung asam meso-diaminopimelik, arabinosa, galaktosa, dan asam mikolik dengan rantai pendek.DNA mengandung G+C 51-59 mol %; bersifat fakultatifanaerob (sebagian besar); pertumbuhan optimal pada suasana aerob.

6. Cara Pengambilan Sampel Pasien Suspect Difteri 
Bahan dan alat yang diperlukan antara lain lidi kapas steril (Swab Tenggorok/pharynx/swab hidung); Objek glass; Lampu speritus dan spatula, jika perlu untuk kultur siapkan media Amies. Waktu pengambilan :  Setiap saat boleh diambil asal belum diberi antibiotik.

7. Teknik Pengambilan :  
Gunakan APD lengkap sebelum melakukan teknik sampling dan lakukan juga informed consent pada pasien.
7.1 Usap tenggorokan
a. Penderita disuruh menghadap sumber cahaya
b. Kemudian penderita disuruh membuka mulut tanpa menjulurkan lidah dan disuruh berkata “Ahh….”  Sambil pasien berkata “ ahhh…”
c. 2/3 lidah pasien ditekan dengan spatula sehingga terlihat tonsil

d. Hapuskan kapas steril pada daerah tonsil yang terinfektir (ada lapisan pseudomembran) yang biasanya berwarna putih abu-abu , lidi kapas jangan menyentuh lidah.
e. Ambil 2 lidi kapas (yang digunakan untuk hapusan langsung & utk kultur).
f. Untuk kultur swab masukkan  padamedia Amies .
g. Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab kapas tersebut didalam tabung-rekasi steril sesegera mungkin dan kirimkan segera ke laboratorium bakteriologis maksimal 1 jam setelah penampungan

Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphtheriae


Pada kasus dengan kecurigaan difteri, spesimen yang akan dikirim ke dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini harus disimpan didalam kulkas). Torehkan swab pada permukaan serum, dengan tabung dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke atas dan jangan ditekan. Kirimkan spesimen hari itu juga. Lama penyimpanan maksimum : 24 jam pada suhu 4 °C

7.2 Usap hidung

a. Masukkan swab sekurangnya 1 cm ke dalam lobang hidung atau bila ada lesi ambil di pinggir lesi
b. Putar swab dan diamkan 10 -15’
c. Tusukkan ke medium transpor
7.3 Pengiriman

Segera kirim ke laboratorium maksimal 1 jam setelah penampungan. Dapat bertahan 24 jam pada suhu 4 °C
Lengkap dengan label dan informasi data pasien


BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Seseorang lebih mudah terserang penyakit Difteri adalah antara lain faktor lingkungan yang penuh sesak, kebersihan yang buruk, gizi yang kurang dan kurangnya imunisasi.
Penyakit difteri ditularkan dari orang ke orang melalui pernafasan, terutama droplet tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin Difteri dapat menyebabkan infeksi nasopharynxsehingga terjadi kesulitan bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran pernapasan bagian atas, terutama bagian tonsil, nasofaring (antara hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin.
Pemeriksaan difteri dapat dilakukan dengan usap tenggorok atau usap hidung.

Nah mungkin sekian Semoga bermanfaat bagi anda semua, dan Semoga anda tidak terlalu miskin ilmu lagi ya guys, hehe see you Para Pencari Ilmu.

Share this

2 Responses to "MAKALAH TEKNIK SAMPLING SPESIMEN SWAB UNTUK PEMERIKSAAN DIFTERI"

  1. Terima ksih info nya bang, sangat bermanfaat. Apalagi kalo udah DOT COM :V

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama om, siap om secepatnya saya jadi DOT COM wkwk

      Hapus